Adakalanya, kita tidak perlu mendengarkan apa yang orang-orang katakan pada kita. Selain karena hanya membuat kita semakin terpuruk, segala komentar negatif itu pada akhirnya hanya akan membuat pikiran menjadi stres. Maka dari itu, marilah kita simak beberapa kutipan terbaik dari sebuah buku berjudul, “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat”.
Ada yang merasa risih dengan omongan orang? Tenanglah, kamu tidak harus merasa tersinggung atas semua itu.
Bersikap bodo amat lebih baik daripada mendengarkan omongan orang. Selama apa yang kamu lakukan itu baik dan benar.
Nah, dalam buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” terdiri dari 9 bab secara garis besarnya, dan berikut beberapa kutipannya:
BAB I. Jangan Berusaha
“Seseorang yang percaya diri tidak merasa perlu membuktikan kalau dia percaya diri. Seorang wanita kaya tidak merasa perlu untuk meyakinkan seorang pun kalau dia kaya. Entah anda seperti itu atau tidak, dan jika anda setiap saat memimpikan sesuatu, anda sebenarnya sedang menguatkan realitas bawah sadar anda, lagi dan lagi, bahwa anda bukan itu.”
BAB II. Kebahagiaan itu Masalah
“Rasa sakit dan kehilangan tidak pernah dapat dielakkan dan kita harus belajar untuk berhenti menolaknya.”
BAB III. Anda Tidak Istimewa
“Ketika anda tidak merasa istimewa, anda akan mampu mengapresiasi pengalaman-pengalaman sederhana di hidup anda: nikmatnya pertemanan yang simple, menciptakan sesuatu, membantu seseorang yang membutuhkan, membaca buku bagus, tertawa bersama orang yang anda sayangi, terdengar membosankan, bukan? mungkin karena hal-hal semacam ini biasa saja, namun juga mungkin karena suatu alasan: itulah yang benar berarti.”
BAB IV. Nilai Penderitaan
“Ada nilai-nilai sampah yang buruk bagi kehidupan. Jangan berpegang sama nilai ini. Nilai itu adalah Kenikmatan, Kesuksesan material, Selalu benar, dan Tetap positif.”
BAB V. Anda Salah Memilih
“Kita semua mendapatkan kartu. Beberapa dari kita mendapatkan kartu yang lebih bagus daripada yang lainnya, dan meskipun mudah saja untuk menyerah, dan merasa kita telah dikalahkan, permainan sebenarnya terletak pada pilihan yang kita buat terhadap kartu tersebut. Pilihan atau resiko yang akan kita ambil, dan pilihan konsekuensi yang kita jalani, orang-orang yang secara konsisten memilih pilihan terbaik dalam situasi apapun adalah mereka yang pada akhirnya memenangkan permainan ini. Seperti halnya dalam kehidupan, dan itu tidak harus mereka yang memiliki kartu terbaik.”
BAB VI. Anda Keliru Tentang Semua Hal. Tapi, Saya pun Begitu.
“Jangan jadi istimewa, jangan jadi unik. Definisikan ulang ukuran anda dengan cara yang biasa dan umum. Pilihlah sebuah ukuran untuk diri anda bukan sebagai primadona atau seorang jenius terselubung. Pilihlah ukuran anda sendiri bukan sebagai korban yang mengerikan atau suatu kegagalan yang suram. Sebagai gantinya, ukur diri anda dengan identitas yang lebih biasa: seorang rekan, seorang teman, seorang pencipta.”
BAB VII. Kegagalan adalah Jalan untuk Maju
“Jika kita terhenti di satu soal, jangan duduk saja dan hanya memikirkan hal itu, mulailah mengerjakannya. Bahkan jika kalian tidak tahu apa yang kalian lakukan, satu tindakan sederhana, yaitu mulai mengerjakan pada akhirnya akan membuat beberapa ide yang tepat muncul di kepala anda.”
“Jangan hanya duduk-duduk. Lakukan sesuatu. Jawaban akan muncul.”
BAB VIII. Pentingnya Berkata Tidak
“Kita semua harus perduli terhadap sesuatu, untuk menghargai sesuatu. Dan untuk menghargai sesuatu, kita harus menolak apa yang bukan sesuatu tersebut. Untuk menilai X, kita harus menolak non-X.”
BAB IX. …Dan Kemudian Anda Mati
“Memikirkan kematian itu adalah cara supaya kamu tetap berjalan di jalan yang tepat.”